Pengertian Gejala Sosial

 

      Gejala sosial dapat diartikan sebagai segala peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat, baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern.Gejala sosial terjadi sebagai akibat pola interaksi/hubungan sosial dalam masyarakat.Gejala sosial tidak hanya bersifat negatif, tetapi dapat bersifat positif.
      Gejala sosial muncul ketika individu atau kelompok masyarakat melakukan suatu kegiatan atau mengalami peristiwa tertentu selanjutnya diikuti oleh masyarakat lain.Gejala sosial dapat timbul dengan cepat dan terkadang tidak disadari oleh masyarakat.Gejala sosial perlu dikaji untuk memahami fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat.Hasil pengkajian gejala sosial dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum.Sebagai contoh, memberi solusi terkait penanganan masalah sosial.Gejala sosial dapat dikenali dalam tindakan individu dan tindakan kolektif, pengelompokan sosial, serta interaksi antara individu dan kelompok sosial.


a. Tindakan Individu dan Tindakan Kolektif

      Tindakan individu dapat menjadi penyebab gejala sosial apabila tindakan tersebut diarahkan dan diikuti oleh orang lain.Tindakan individu dapat berkembang menjadi gejala sosial apabila diikuti oleh masyarakat lain.Selain tindakan individu, gejala sosial dapat terbentuk dari tindakan kolektif.Tindakan kolektif adalah suatu tindakan secara spontan, relatif tidak terorganisasi, dan hampir tidak bisa diduga sebelumnya.Contoh tindakan kolektif yaitu gerakan peduli korban bencana dan gerakan peduli korban perang.Munculnya tindakan kolektif berupa gerakan peduli sosial tersebut memicu munculnya kepedulian sosial masyarakat.


(gerakan peduli korban bencana)


baca juga:Cabang-Cabang Ilmu Sosiologi


b. Interaksi Antarindividu atau Antarkelompok

      Interaksi merupakan hubungan dinamis yang terjadi antarindividu, individu dan kelompok, serta antara kelompok dan kelompok.Interaksi sosial dengan menggunakan media komunikasi dapat terjalin tanpa harus bertatap muka.Interaksi sosial dalam masyarakat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu asosiatif dan disosiatif.Interaksi sosial asosiatif terbentuk apabila mengarah pada persatuan seperti kerja sama, proses akomodasi, akulturasi, dan asimilasi.Interaksi sosial disosiatif terbentuk apabila mengarah pada perpecahan seperti pertentangan atau konflik sosial, persaingan, dan kontravensi.Akan tetapi, interaksi sosial yang mengarah pada perpecahan dapat dicegah apabila individu/kelompok saling bertoleransi terhadap perbedaan sosial budaya.


c. Pengelompokan Sosial

      Pada dasarnya manusia hidup membutuhkan bantuan dari orang lain.Oleh karena itu, manusia menjalin hubungan sosial dengan manusia lainnya.Berawal dari penasaran saling membutuhkan manusia membentuk kelompok-kelompok.Pembentukan kelompok sosial tersebut dapat memengaruhi terjadinya realitas sosial dalam masyarakat.Sebagai contoh, munculnya komunitas-komunitas atas dasar hobi atau kepemilikan barang seperti komunitas pecinta alam, komunitas motor vespa, dan komunitas berkebun.





Post a Comment

0 Comments